weruh.id - Lo Pernah Denger Soal Teknologi CCS Alias Carbon Capture And Storage? Teknologi Ini Lagi Naik Daun Banget Karena Dianggap Bisa Jadi Senjata Ampuh Buat Nurunin Emisi Karbon Yang Nyebabin Perubahan Iklim. Banyak Negara Dan Perusahaan Besar Mulai Berlomba-Lomba Nerapin CCS Demi Nunjukin Kalau Mereka Peduli Sama Bumi Dan Pengen Ikut “Go Green”. Tapi… Apa Bener CCS Ini Seaman Dan Seefektif Itu?
Kalau Lo Liat Tren Global Sekarang,
Hampir Semua Sektor Energi Mulai Ngomongin CCS. Dari Tambang, Minyak, Sampe
Industri Besar, Semuanya Percaya Kalau Teknologi Ini Bisa Bantu Mereka Tetap Beroperasi
Tanpa Harus Ningkatin Emisi. Tapi Di Balik Hype-Nya Yang Gila-Gilaan, Ternyata
Ada Sisi Lain Yang Nggak Banyak Orang Tau — Bahwa Pemanfaatan CCS Justru Bisa Meningkatkan
Emisi Karbon Kalau Nggak Dilakukan Dengan Hati-Hati.
Jadi, Artikel Ini Bakal Ngebahas Realita Di Balik Teknologi CCS — Dari Cara Kerjanya, Manfaat Yang Dijanjiin, Sampai Potensi Bahaya Yang Justru Bisa Bikin Krisis Iklim Makin Runyam. Siap? Let’s Deep Dive Into It.
Apa Itu Teknologi CCS Dan Gimana Cara Kerjanya?
CCS Atau Carbon Capture And Storage
Basically Adalah Teknologi Yang Bisa “Nangkep” Karbon Dioksida (CO₂) Sebelum
Gas Itu Lepas Ke Atmosfer. Biasanya CO₂-Nya Ditangkap Langsung Dari Pabrik,
Pembangkit Listrik, Atau Sumber Industri Berat, Terus Dikompres Dan Disimpen Di
Bawah Tanah — Kayak Di Lapisan Batuan Dalam Yang Dulu Pernah Nyimpen Minyak
Atau Gas.
Ide Dasarnya Keren Banget: Daripada CO₂
Dilepas Ke Udara, Mending Disimpen Biar Nggak Ganggu Atmosfer. Tujuannya Sih
Buat Bantu Negara-Negara Capai Target Net Zero Emission Alias Nol Emisi
Bersih Di Tahun-Tahun Mendatang. Tapi Sayangnya, Realitanya Nggak Sesimpel Itu.
Proses CCS Butuh Energi Gede Banget. Mulai Dari Nyedot Karbon, Ngolahnya, Sampe Mindahinnya Ke Lokasi Penyimpanan — Semua Tahapannya Tuh Ngonsumsi Bahan Bakar. Artinya, Energi Tambahan Yang Dipakai Itu Juga Bisa Nambah Emisi Baru. Ironi Banget, Kan?
Kenapa CCS Dianggap Solusi Cepat Untuk Masalah Emisi Karbon
Nah, Banyak Pihak Yang Masih Ngehype
CCS Karena Dianggap Solusi “Instan” Buat Nurunin Emisi Tanpa Harus Stop Pake
Energi Fosil. Industri Minyak, Gas, Dan Batu Bara Terutama, Mereka Ngerasa Aman
Karena Bisa Tetep Jalan Tapi Dengan Embel-Embel “Lebih Hijau”.
Contohnya Aja, Negara Kayak Norwegia
Dan Amerika Serikat Udah Invest Miliaran Dolar Buat Proyek CCS Berskala Besar. Mereka
Bilang, Ini Langkah Nyata Buat Bantu Dunia Lawan Perubahan Iklim. Tapi Kalau
Kita Liat Lebih Dalam, CCS Sering Banget Dijadiin Tameng Buat Nutupin Fakta
Bahwa Mereka Tetep Eksplorasi Dan Produksi Bahan Bakar Fosil.
Jadi, Meskipun Di Atas Kertas CCS Keliatan Keren, Tapi Banyak Aktivis Lingkungan Bilang Ini Cuma Cara Elegan Buat “Greenwashing” — Biar Keliatan Eco-Friendly Padahal Sebenernya Masih Nyumbang Polusi.
Risiko Tersembunyi Di Balik Teknologi CCS
Emisi
Tambahan Dari Proses CCS
Kayak Yang Udah Disinggung Tadi, CCS
Nggak Gratis Dari Sisi Energi. Lo Butuh Listrik Dan Bahan Bakar Ekstra Buat
Nangkep Dan Mindahin Karbon. Menurut Studi Dari Beberapa Lembaga Lingkungan,
Energi Tambahan Itu Bisa Bikin Total Emisi Justru Naik 20–30%.
Selain Itu, Ada Juga Risiko Kebocoran Karbon (Carbon Leakage). Walau Disimpen Di Bawah Tanah, Bukan Berarti CO₂ Itu Bakal Aman Selamanya. Kalau Sistem Penyimpanannya Nggak Stabil, Gas Karbon Bisa Bocor Ke Permukaan Dan Malah Balik Lagi Ke Atmosfer — Alias Gagal Total.
CCS Bisa Jadi “Greenwashing” Industri Fosil
Nah, Ini Bagian Paling
Kontroversial. Banyak Perusahaan Energi Gede Yang Pakai CCS Buat “Cuci Tangan”
Dari Tanggung Jawab. Mereka Promosiin CCS Seolah-Olah Udah Berubah Jadi Lebih
Hijau, Padahal Mereka Masih Ngelakuin Eksplorasi Minyak Dan Gas Baru.
CCS Bikin Mereka Ngerasa Punya Izin Moral Buat Tetep Produksi Bahan Bakar Fosil. Padahal Dunia Udah Jelas-Jelas Butuh Beralih Ke Energi Terbarukan. Jadi, Bukannya Ngebantu, CCS Malah Bisa Jadi Alasan Buat Nunda Transisi Ke Energi Bersih.
Ketergantungan Energi Fosil Yang Berlanjut
Kalau Dipikir-Pikir, CCS Itu Ibarat
Plester Buat Luka Dalam. Lo Mungkin Bisa Nutupin Permukaannya, Tapi Masalah
Utamanya Masih Ada Di Dalam. Dengan CCS, Perusahaan Merasa Nggak Perlu
Ngurangin Produksi Bahan Bakar Fosil.
Padahal, Buat Bener-Bener Nyelametin Bumi, Yang Kita Butuhin Tuh Bukan Solusi Tambal Sulam, Tapi Perubahan Total Sistem Energi Global. CCS Bikin Transisi Ini Jadi Lebih Lama Karena Orang Ngerasa Udah Cukup Dengan “Teknologi Hijau Palsu”.
Studi Kasus: Kegagalan Dan Dampak CCS Di Lapangan
Kalau Lo Mikir CCS Udah Terbukti
Efektif, Tunggu Dulu. Ada Beberapa Proyek CCS Yang Udah Jalan Bertahun-Tahun
Tapi Hasilnya Nggak Seindah Klaimnya. Misalnya Di Australia, Proyek Gorgon CCS Yang
Digadang-Gadang Bakal Nangkep Jutaan Ton Karbon Malah Gagal Mencapai Target.
Sama Juga Di Kanada, Proyek Boundary
Dam Butuh Biaya Miliaran Dolar Tapi Nyatanya Emisi CO₂ Yang Berhasil
Ditangkap Cuma Sebagian Kecil. Belum Lagi Risiko Kebocoran Dan Biaya Perawatan
Yang Super Mahal.
Jadi, Bukan Cuma Nggak Efisien, CCS Juga Bisa Nguras Anggaran Publik Yang Seharusnya Bisa Dipakai Buat Investasi Ke Energi Terbarukan Kayak Solar Atau Angin.
Solusi Alternatif Untuk Mengurangi Emisi Karbon
Transisi
Ke Energi Terbarukan
Oke, CCS Mungkin Bisa Bantu Sedikit,
Tapi Solusi Jangka Panjangnya Tetep Satu: Energi Bersih. Investasi Di Tenaga
Surya, Angin, Dan Biomassa Punya Potensi Jauh Lebih Besar Tanpa Risiko Tambahan
Emisi.
Energi Terbarukan Juga Makin Murah Dan Scalable. Artinya, Negara Berkembang Pun Bisa Ikutan Tanpa Tergantung Pada Industri Fosil.
Reforestasi Dan Solusi Alamiah
Selain Teknologi, Kita Nggak Boleh
Lupa Sama Solusi Berbasis Alam. Reforestasi, Mangrove Restoration, Dan
Penghijauan Kota Itu Efektif Banget Buat Nyerap Karbon Secara Alami.
Selain Lebih Murah, Cara Ini Juga Kasih Manfaat Tambahan — Kayak Memperbaiki Kualitas Udara Dan Ngurangin Suhu Lingkungan.
Efisiensi Energi Dan Circular Economy
Terakhir, Kita Bisa Mulai Dari Hal
Kecil Tapi Impactful Banget: Efisiensi Energi Dan Penerapan Circular Economy.
Industri Bisa Ngurangin Limbah, Daur Ulang Bahan, Dan Pakai Sistem Produksi
Yang Lebih Hemat Energi.
Dengan Pendekatan Kayak Gini, Kita Bisa Potong Emisi Dari Sumbernya, Bukan Cuma Mindahin Karbon Ke Tempat Lain Kayak Yang Dilakukan CCS.
Masa Depan CCS: Harapan Atau Ancaman?
Sebenarnya, CCS Nggak Sepenuhnya
Buruk. Dalam Konteks Tertentu, Teknologi Ini Bisa Bantu Proses Transisi Ke
Energi Bersih — Asal Dipakai Dengan Regulasi Ketat Dan Transparan. Tapi Masalahnya,
Banyak Yang Pakai CCS Buat Dalih Terus Eksploitasi Energi Fosil.
Kalau Mau CCS Tetap Relevan, Harus Ada Batasan Yang Jelas: CCS Cuma Boleh Jadi Solusi Sementara, Bukan Permanen. Dan Itu Pun Harus Dikombinasikan Sama Peningkatan Energi Terbarukan.
Kesimpulan — Saatnya Berpikir Kritis Tentang CCS
Jadi, Udah Jelas Ya, Teknologi CCS
Itu Bukan Jalan Pintas Buat Nyelametin Bumi. Ia Bisa Berguna, Tapi Juga
Berisiko Besar Kalau Salah Arah. Dunia Butuh Solusi Nyata Yang Berfokus Pada
Pengurangan Emisi Dari Sumbernya, Bukan Sekadar Mindahin Karbon Dari Satu
Tempat Ke Tempat Lain.
Sekarang Waktunya Kita, Anak Muda Dan Generasi Digital, Buat Lebih Kritis. Jangan Gampang Percaya Sama Narasi “Green” Dari Industri Besar. Bumi Butuh Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Branding Hijau.

0 Komentar